Oleh: Achmad Asif, S.Pd.I,M.S.I
BAB I
PENDAHULUAN
Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun
oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga
termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan.
Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah,
mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh
selalu berdo’a kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi.
Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah
salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Jadi, dalam pengertian di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa Nabi Muhammad berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan
do’a umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia do’a atau
sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi
malah dido’akan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa
terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW, karena do’a kita akan lebih
terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Dalam membaca shalawat nariyah harus disertai
keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah
pentingnya punya pemikiran yang positif agar do’a kita pun terkabul. Meski kita
berdo’a tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan do’anya
tertolak.
Sholawat itu tanda cinta pada Rosulillah, tanda
terimakasih yang tak terhingga, karena itu kita bisa bertauhid mengenal Alloh
Azza wa Jalla. Semoga kita dikumpulkan dalam panji Junjungan kita Nabi Muhammad
al Musthofa saw dan Semoga dengan membaca Sholawat ini kita bisa mendapatkan
syafa’atNYA…Amiiin.
Ada faham yang mengatakan bahwa shalawat itu bid’ah
dan termasuk perbuatan yang syirik. Yang sedemikian itu janganlah kita
mengatakan segala sesuatu yang belum kita ketahui dengan kata-kata bid’ah ,
syirik dan lain sebagainya, itu karena kita tidak tahu ataupun kedangkalan ilmu
kita. Pertanyaannya salahkah kita bersholawat kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang selama ini menjadi suri tauladan bagi umat Islam diseluruh
dunia bahkan malaikat saja bersholawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW?
Berawal dari masalah ini, saya akan mencoba membahas
bahwa shalawat nariyah itu bukan merupakan suatu perbuatan yang bid’ah, syirik
dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Shalawat
Pengertian sholawat menurut arti bahasa adalah :‘’
DO‘A‘’
Sedangkan meurut istilah adalah: Sholawat Alloh SWT
kepada Rosululloh SAW berupa Rohmat dan Kemuliaan( Rahmat Ta’dhim ).
Sholawat dari malaikat yang kepada Kanjeng Nabi SAW berupa permohonan rahmat
dan kemuliaan kepada Allah SWT untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW sedangkan selain
Kanjeng Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan, Sholawat orang–orang yang
beriman ( manusia dan jin ) ialah permohonan rohmat dan kemuliaan kepada Allah
SWT. untuk Kanjeng Nabi SAW, seperti :
ALLOHUMMA
SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
- Dasar Membaca Shalawat
Dasar membaca shalawat atas nabi seperti yang ada
dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat: 56, sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang
beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (QS al Ahzab 33:56)
- Bacaan shalawat Nariyah :
اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد
الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به
الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل
لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
Allohumma
sholli ‘sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina
Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho
bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol
ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa
nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka
Artinya:
Ya Alloh
berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam
yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala
ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala
kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya
yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan
mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
- Fadhilah Shalawat Nariyah
Shalawat Nâriyyah merupakan salah satu shalawat yang
paling masyhur di antara shalawat-shalawat bentukan manusia. Orang-orang
berlomba untuk mengamalkannya, baik dengan mengetahui maknanya, maupun tidak
memahami kandungannya. Bahkan justru barangkali orang jenis kedua ini yang
lebih dominan. Banyak orang serta merta mengamalkannya hanya karena diperintah
tokoh panutannya, kerabat dan teman, atau tergiur dengan “fadhilah” tanpa
merasa perlu untuk meneliti keabsahan shalawat tersebut, juga kandungan makna
yang terkandung di dalamnya.
Sholawat ini pernah diijazahkan oleh ustadz Mawardi,
salah seorang muthowwif jamaah hajji Tazkia yang sudah menetap lama di Saudi.
Sholawat ini hendaknya dibaca 11 kali setelah sholat fardhu. Sholawat ini
banyak faedahnya, antara lain:
- Jika mendapat kesusahan karena kehilangan barang, hendaknya membaca sholawat ini sebanyak 4444 kali. Insya Allah barang yang hilang akan cepat kembali. Jika barang tersebut dicuri orang dan tidak dikembalikan, maka pencuri tersebut akan mengalami musibah dengan kehendak Allah swt. Setelah membaca Sholawat ini hendaknya membaca do’a sebagai berikut (boleh dibaca dengan bahasa Indonesia): “ Ya Allah, dengan berkah Sholawat Nariyah ini, saya mohon Engkau kembalikan barang saya”. Doa ini dibaca 11 kali dengan hati yang penuh harap dan sungguh-sungguh. Untuk melancarkan rezeki, memudahkan tercapainya hajat yang besar, menjauhkan dari gangguan jahat, baca sholawat ini sebanyak 444 kali, boleh dibaca sendiri atau berjamaah.
- Untuk melancarkan rezeki, memudahkan tercapainya hajat yang besar, menjauhkan dari gangguan jahat, baca sholawat ini sebanyak 444 kali, boleh dibaca sendiri atau berjamaah.
- Untuk menghilangkan segala macam kesusahan, memudahkan pekerjaan, menerangkan hati, meluhurkan pangkat, memperbaiki budi pekerti, menghindarkan malapetaka dan perbuatan buruk, baca sholawat ini sebanyak 40 kali setiap hari.
- ika dibaca 21 kali setelah shalat maghrib dan subuh akan terjaga dari musibah dan malapetaka apapun.
- Jika dibaca 11 kali setiap selesai sholat 5 waktu (Shalat Wajib) akan terjaga dari bala’ (kerusakan) lahir batin.
Faedah dan manfa’at membaca Sholawat kembali kepada yang membaca sendiri, keluarganya, masyarakat dan makhluk lain ikut merasakannya bacaan Sholawat tersebut.
Tujuan Membaca Shalawat
Tujuan dari membaca Sholawat adalah Ikraman, ta’dhiman
wa Mahabbah kepada Kanjeng Nabi SAW. Di dalam membaca Sholawat kita harus
memperhatikan adab– adab dalam membaca Sholawat tersebut.
- Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.
- Tadhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.
- Hatinya HUDHLUR kepada Alloh SWT dan ISTIHDLOR (merasa berada di hadapan Rosululloh SAW)
- TAWADDU’ ( merendahkan diri ), merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali Syafa‘at Rosululloh SAW.
Siapa yang baca sholawat Rasulullah SAW akan hadir di
majlis tersebut, maka kita harus menjaga sopan santun kita di hadapan beliau,
dan sholawat jangan digunakan untuk sembarangan. Allah berfirman dalam QS al
Hujarat (49):2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا
أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ
كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْض أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا
تَشْعُرُونَ
“Hai orang
orang yang beriman, Janganlah engkau meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi,
dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya
(suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak terhapus pahala
amalanmu sedangkan kamu tidak merasa”
Dengan bersholawat, berarti kita telah menghadirkan
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW berada diantara kita, maka kita harus
menjaga sikap dan akhlak kita, tidak mengeraskan suara kita (berteriak-teriak)
melebihi suara beliau, seperti kita sedang berada di pasar, karena beliau ada
diantara kita, dan Allah dalam ayat ini telah berjanji tidak akan menyiksa kita
di dunia dan akhirat selama kita masih mau menghadirkan Rasulullah SAW di
lingkungan kita, di keluarga kita dan di diri kita
Banyak pandangan–pandangan dan pendapat para ulama
mengenai Sholawat. ada yang di angkat dari qoidah–qoidah agamis dan ada pula
yang berdasarkan atas keyakinan dan pengaruh zaman Dzauqiyah dan hasil–hasil
dari mukasyafah antara lain
:
- Bacaan Sholawat adalah jalan kesurga kata Abu Huroiroh RA.: “Membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah jalan menuju ke sorga “.
- Memperbanyak bacaan Sholawat suatu tanda golongan / ahli sunnah kata Sayyidina ‘Ali Zainul ‘Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib Rodliyallohu anhum :
“Tanda-tanda ahli Sunnah ialah memperbanyak bacaan Sholawat kepada Kanjeng Nabi Sholialloohu ‘alaihi wa Sallam “.
Jalan yang paling dekat kepada Alloh SWT pada akhir zaman.
Jalan yang
paling dekat (menuju) kepada Alloh SWT pada akhir Zaman khususnya bagi orang-orang
yang berlarut-larut banyak dosa, adalah memperbanyak istighfar dan membaca
Sholawat kepada Nabi SAW”.(Dari Kitab Sa`aadatud Daroini).
Untuk menjernihkan hati dan Marifat
Billah.
“Sesungguhnya
membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW itu (dapat) menerangi hati dan
mewushulkan tanpa guru kepada Alloh SWT Dzat yang Maha Mengetahui segala
perkara Ghaib
Sholawat dapat mewusulkan tanpa guru.
“Secara
keseluruhan, membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat) mewushulkan kepada
Alloh SWT tanpa guru. Oleh karena sesungguhnya Guru dan Sanad di dalam Sholawat
itu adalah Shoohibush Sholawat (Ya’ni Rosululloh SAW), oleh karena Sholawat itu
diperlihatkan kepada Beliau SAW dan Alloh SWT membalas (memberi) Sholawat
kepada si Pembaca Sholawat. Berbeda dengan lainnya Sholawat dari bermacam-macam
dzikir itu (harus) ada guru (mursyid) yang arif Billah. Kalau tidak, maka
syetan akan masuk ke dalam amalan dzikir itu dan orang yang dzikir tidak dapat
memperoleh manfaat daripada dzikirnya”.
Sholawat diterima secara mutlak oleh Alloh SWT.
- Kata Syekh Showi dalam Tafsir showinya :
‘Dan sesungguhnya para Ulama’ sudah sependapat bahwa sesungguhnya bermacam-macam amal itu ada yang diterima dan ada yang ditolak terkecuali Sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya Sholawat kepada Nabi SAW itu “Maqbuulatun Qothl’an “(pasti diterima) “
Menambah rasa cinta kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
“Berkata
AI-Allamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam Kitabnya Jalaail afham : sesungguhnya
Sholawat itu menjadi sebab langsungnya rasa cinta kepada Alloh SWT wa Rosulihi
SAW & dapat meningkat berlipat-lipat rasa cintanya. Cinta yang demikian itu
menjadi ikatan daripada beberapa ikatannya iman, dimana iman itu tidak bisa
sempurna kecuali dengannya.
Tercetaknya pribadi Rosululloh SAW dalam hati orang yang membaca Sholawat.
Setengah
dari pada faedah membaca Sholawat yang paling besar adalah tercetaknya Shuroh
Rosululloh SAW di dalam hati si pembaca Sholawat
1
Orang yang ahli Sholawat ketika sakaratul maut
dirawuhi oleh Beliau SAW
“Barang
siapa keadaan hidupnya memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh SAW, maka ia
berhasil mendapat kebahagiaan yang besar sekali, karena ketika sakarotul Maut
Rosululloh SAW rawuh di hadapannya”.
1
Mudah mimpi ketemu Rosulullooh saw.
“Sesungguhnya
memperbanyak Sholawat dengan mernakai redaksi yang mana saja berfaedah bisa
bermimpi ketemu Rosululloh SAW, dan apabila berhasil dengan sungguh-sungguh
memperbanyak serta membiasakan/ melanggengkan, maka pembaca Sholawat itu meningkat
bisa melihat Rosululloh SAW dalam keadaan jaga “.
Dari berbagai pendapat para ulama’ tentang pembacaan shalawat di atas lebih banyak manfaatnya dan memang anjuran bagi semua kaum muslimin di seluruh dunia. Dari ini semua shalawat memang tujuan dari pada semua ummat Islam untuk mencapai ridha Ilahi dan syafa’at dari Nabi Agung Muhammad SAW untuk mencapai derajat kebahagiaan yang haqiqi.
Mengenai shalawat nariyah, tidak ada dari isinya yg
bertentangan dg syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala
ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala
keinginan dan kesudahan yang baik, serta”, adalah kiasan, bahwa beliau saw
pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg itu semualah terurai
segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan yaitu dengan sakinah,
khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah swt,
dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul khatimah dan
sorga,
Ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari
cinta, sebagaimana pujian Abbas bin Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw dihadapan
beliau saw : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka
terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan
cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan
(Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417),
tentunya bumi dan langit tidak bercahaya terang yg terlihat mata, namun kiasan
tentang kebangkitan risalah.
Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra : “Wahai
Rasulullah, bila kami dihadapanmu maka jiwa kami khusyu” (shahih Ibn Hibban
hadits no.7387), “Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa kami
khusyu” (Musnad Ahmad hadits no.8030)
Semua orang yg mengerti bahasa arab memahami ini, Cuma
kalau mereka tak faham bahasa maka langsung memvonis musyrik, tentunya dari
dangkalnya pemahaman atas tauhid,
Mengenai kalimat diminta hujan dengan wajahnya yang
mulia, adalah cermin dari bertawassul pada beliau saw para sahabat sebagaimana
riwayat shahih Bukhari.
Mengenai anda ingin membacanya 11X, atau berapa kali
demi tercapainya hajat, maka tak ada dalil yg melarangnya.
BAB III
PENUTUP
Jadi menurut pandangan berbagai ulama’ di atas dapat
disimpulkan bahwa, pembacaan shalawat nariyah bukan merupakan bid’ah dan
syirik. Bahkan shalawat nariyah merupakan sebuah do’a yang ditujukan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang dengan harapan bertawasul kepada beliau dapat
menjadikan terkabulnya semua hajat dari yang membaca. Karena kita bertawasul
dengan orang yang dikasihi oleh Allah SWT. Namun demikian itu tergantung dari
keyakinan dari si pembaca shalawat itu.
Demikian sekedar pembahasan
tentang keabsahan dan
keberadaan shalawat nariyah. Semoga dengan pembahasan ini dapat menambah
wawasan pada kita sebagai warga NU khususnya dan bagi seluruh ummat Islam di
dunia pada umumnya. Saya yakin pembahasan ini masih kurang sempurna, untuk itu saya
harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kelengkapan pembahasan
ini. Kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
والله
المستعان
والسّلام
عليكم ورحمة الله وبركاته